KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
GARUT, Mei 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi
bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan
bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip
pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau
proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum
dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan
dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat
pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi
masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan
tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan
rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep
yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait,
agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik. Tugas filsafat adalah melaksanakan
pemikiran rasional analisis dan teoritis (bahkan spekulatif) secara mendalam
dan memdasar melalui proses pemikiran yang sistematis, logis, dan radikal
(sampai keakar-akarnya), tentang problema hidup dan kehidupan manusia. Produk
pemikirannya merupakan pandangan dasar yang berintikan kepada “trichotomi”
(tiga kekuatan rohani pokok) yang berkembang dalam pusat kemanusiaan manusia
(natropologi centra).
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah pengertian dari filsafat?
2.
Apakah pengertian dari filsafat
pendidikan?
3.
Bagaimana hubungan antara filsafat
dengan filsafat pendidikan?
4.
Bagaimana pandangan filsafat tentang
pendidikan?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari
filsafat.
2.
Untuk mengetahui pengertian dari
filsafat pendidikan.
3.
Untuk mengetahui adanya hubungan
antara filsafat dengan filsafat pendidikan.
4.
Untuk mengetahui bagaimana pandangan
filsafat tentang pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Filsafat dan Filsafat Pendidikan
1. Pengertian
Filsafat
Menurut Hasan Shadini dalam Jalaludin (1997:9), filsafat
adalah cinta kepada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan
kebijaksanaan.
Menurut Imam Barnadib dalam Jalaludin (1997:9), filsafat
sebagai pandangan yang menyeluruh dan sistematis.
Jadi filsafat dapat diartikan sebagai cara berfikir atau
pandangan yang sistematis, menyeluruh, dan mendasar tentang suatu kebenaran.
2. Pengertian
Filsafat Pendidikan
Menurut Al Syaibani
dalam Jalaludin (1997:13),
filsafat pendidikan adalah aktifitas pikiran yang teratur yang menjadikan
filsafat tersebut sebagai cara untuk mengatur, dan menyelaraskan proses
pendidikan. Artinya, bahwa filsafat pendidikan dapat menjelaskan
nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya, maka
filsafat pendidikan dan pengalaman kemanusian merupakan faktor yang integral
atau satu kesatuan. Sementara itu, filsafat juga didefinisikan sebagai
pelaksana pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan,
falsafah tersebut menggambarkan satu aspek dari aspek-aspek pelaksana falsafah
umum dan menitik beratkan kepada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan
yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan
persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.
Menurut
John Dewey dalam Jalaludin (1997:13 ), filsafat pendidikan merupakan suatu
pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir
(intekektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju kearah tabiat manusia,
maka filsafat dapat juga diartikan sebagai teori umum pendidikan.
3. Hubungan
Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Dalam berbagai
bidang ilmu sering kita dengar istilah vertikal dan horisontal. Istilah ini
juga akan terdengar pada cabang filsafat bahkan filsafat pendidikan.
Antara filsafat
dan pendidikan terdapat hubungan horisontal, meluas kesamping yaitu hubungan
antara cabang disiplin ilmu yang satu dengan yang lain yang berbeda-beda,
sehingga merupakan synthesa yang merupakan terapan ilmu pada bidang kehidupan
yaitu ilmu filsafat pada penyesuaian problema-problema pendidikan dan
pengajaran. Filsafat pendidikan dengan demikian merupakan pola-pola pemikiran
atau pendekatan filosofis terhadap permasalahan bidang pendidikan dan
pengajaran.
Adapun filsafat
pendidikan menunjukkan hubungan vertikal, naik ke atas atau turun ke bawah
dengan cabang-cabang ilmu pendidikan yang lain, seperti pengantar pendidikan,
sejarah pendidikan, teori pendidikan, perbandingan pendidikan dan puncaknya
filsafat pendidikan. Hubungan vertikal antara disiplin ilmu tertentu adalah hubungan
tingkat penguasaan atau keahlian dan pendalaman atas rumpun ilmu pengetahuan
yang sejenis.
Maka dari itu,
filsafat pendidikan sebagai salah satu bukan satu-satunya ilmu terapan adalah
cabang ilmu pengetahuan yang memusatkan perhatiannya pada penerapan pendekatan
filosofis pada bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup
dan penghidupan manusia pada umumnya dan manusia yang berpredikat pendidik atau
guru pada khususnya.
Dalam buku
filsafat pendidikan karangan Prof. Jalaludin dan Drs. Abdullah Idi mengemukakan
bahwa Jhon S. Brubachen mengatakan hubungan antara filsafat dan pendidikan
sangat erat sekali antara yang satu dengan yang lainnya. Kuatnya hubungan
tersebut disebabkan karena kedua disiplin tersebut menghadapi problema-problema
filsafat secara bersama-sama.
Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan,
yaitu sebagai berikut :
a. Filsafat, dalam arti filosofis merupakan satu cara
pendekatan yang dipakai dalam memecahkan proplematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikan oleh para ahli.
b. Filsafat, berfungsi member arah bagi
teori pendidikan yang telah ada menurut aliran filsafat tertentu yang memiliki
relevansi dengan kehidupan yang nyata.
c. Filsafat, dalam hal ini filsafat
pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam
pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan (paedagogik).
Dari uraian di atas dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa
antara filsafat endidikan dan pendidikan terdapat hubungan yang erat sekali dan
tak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam
suatu system pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman
dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi
tegaknya system pendidikan.
4.
Pandangan Filsafat Tentang Pendidikan
Filsafatmempunyai
pandangan hidup yang menyeluruh dan sistematis sehingga menjadikan manusis berkembang, maka
hal semacam ini telah dituangkan dalam sistem pendidikan, agar dapat terarah
untuk mencapai tujuan pendidikan. Penuangan pemikiran ini dituangkan dalam
bentuk kurikulum. Dengan kurikulum itu sistem pengajaranya dapat terarah, lebih
dapat mempermudah para pendidik dalam menyusun pengajaran yang akan diberikan
peserta didik.
Untuk merealisasikan pandangan
filsafat tentang pendidikan terdapat beberapa unsur yang akan menjadi tonggak
untuk pengembangan pendidikan lebih lanjut, yaitu antara lain :
a. Dasar dan Tujuan Pendidikan
Dasar pendidikan yaitu suatu aktifitas untuk mengembangkan
dalam bidang pendidikan dan pengembangan kepribadian, tentunya pendidikan
memerlukan landasan kerja untuk memberi arah bagi programnya. Sebab dengan
adanya dasar juga dapat berfungsi sebagai semua sumber peraturan yang akan
dicitakan sebagai pegangan hidup dan pegangan langkah pelaksanaan dan langkah
jalur yang menentukan. Tujuan pendidikan dapat diuraikan menjadi 4 macam, yaitu
sebagai berikut:
1) Tujuan Pendidikan Nasional
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003).
Adalah perumusan secara umum pola perilaku dan pola kemampuan
yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga pendidikan.
3) Tujuan Kurikuler
Adalah perumusan pola perilaku dan pola kemampuan serta
keterampilan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga pendidikan.
4) Tujuan Instruksional
Adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus
dikuasai oleh peserta didik sesudah ia menyelesaikan kegiatan instruksional
yang bersangkutan.
b. Pendidik dan Peserta didik
Pendidik merupakan individu yang manpu melaksanakan tindakan
mendidik dalam satu situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sedangkan peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik
ditinjau dari segi fisik maupun segi perkembangan mental.
Setiap anak memiliki pembawaan yang berlainan. Karena itu
pendidik wajib senantiasa berusaha untuk mengetahui pembawaan masing-masing
anak didiknya, agar layanan pendidikan yang diberikan sesuai dengan keadaan
pembawaan masing-masing.
c. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. (Pasal 1 butir 19 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional). Tujuan
pendidikan yang ingin dicapai itulah yang menentukan kurikulum dan isi
pendidikan yang diberikan. Dengan kurikulum dan isi pendidikan inilah kegiatan
pendidikan itu dapat dilaksanakan secara benar seperti apa yang telah
dirumuskan..
Hubungan kurikulum dengan pandangan filsafat adalah dalam
bentuk kurikulum yang dilaksanakan. Adapun salah satu tugas pokok dari filsafat
adalah memberikan arah dari tujuan pendidikan. Suatu tujuan pendidikan yang hendak
dicapai itu haruslah direncanakan (diprogramkan) dalam apa yang disebut kurikulum.
d. Sistem Pendidikan
Adapun hubungan filsafat pendidikan dengan sistem pendidikan
yaitu :
- Bahwa sistem pendidikan bertugas
merumuskan alat-alat, prasarana, pelaksanaan teknik-teknik dan atau pola-pola
proses pendidikan dan pengajaran yang makna akan dicapai akan dicapai dan
dibina tujuan-tujuan pendidikan, dan ini meliputi proplematika kepemimpinan dan
metode pendidikan, politik, sampai seni pendidikan (The Art of Education).
- Isi moral atau pendidikan adalah
berupa perumusan norma-norma atau nilai spiritual etis yang akan dijadikan
sistem nilai pendidikan atau merupakan konsepsi dasar moral pendidikan, yang
derlaku segala jenis dan tingkat pendidikan.
- Filsafat pendidikan sebagai suatu
sumber lapangan studi bertugas mwrumeskan secara normatif dasar-dasar dan
tujuan pendidikan, hwkikat dan sifat hakikat manusia, hakikat dan segi-segi
pendidikan, isi moral pendidikan, sistem pendidikan yang meliputi politik
kependidikan, kepemimpinan pendidikan dan metodologi pengajaranya, pola-pola
akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan dalam
pandangan filosofis disini adalah pendidikan merupakan suatu system yang dalam
pelaksanaannya, perlu menggunakan filsafat sebagai acuan dalam penyelenggaraan
pendidikan. Filsafat tersebut digunakan sebagai nilai-nilai dan
keyakinan-keyakinan filsafat yang menjiwai, mendasari, dan memberikan identitas
(karakteristik) suatu sistem pendidikan.
B.
Saran
Pendidikan
di Indonesia dalam pelaksanaan, hendaknya selalu berpedoman pada filsafat
bangsa Indonesia, yaitu Pancasila agar pendidikan Indonesia dapat berhasil
seperti Negara-negara yang telah Berjaya dalam bidang pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Bernadib.
1987. Filsafat Pendidikan/ Sistem dan
Metode. IKIP Yogyakarta.
Jalaluddin
dan Abdullah, Idi. 2002. Filsafat
Pendidikan, Manusia, Filsafat dan Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.
2006. Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Massofa. 2008. Peranan Filsafat
Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu
Pendidikan. Diakses pada situs http://massofa.wordpress.com/2008/01/15/peranan-filsafat-pendidikan-dalam-pengembangan-ilmu-pendidikan/ Tanggal 3 Maret 2011.